puisi lingkungan hidup
Sabtu, 03 Oktober 2015
Sabtu, 25 Juli 2015
PUISI LINGKUNGAN HIDUP
KATAKAN DENGAN BUNGA
Katakana dengan bunga
Itu kalimat bukan tak bermakna
Tapi menggugah diri untuk membuka bahasa hati
Betapa dalamnya bahasa bunga
Ungkapkan dengan bunga
Tanda cinta tanda duka tanda peduli pada sesame
Pada kerabat pada kata hati
Bahwa bunga penuh cinta
Bahwa bunga penuh tanda
Tak hanya penuh arti
Katakana dengan bunga
Di ruang tamu, di rumag rapat bahkan di saku baju
Di halaman, di taman dan karang kitri
Agar bumi berseri penuh mimpi
Dari negeri dongeng penuh wewangi
PIRING TRADISIONAL
Piring keramik cantik penuh intrik
Berbahan galian bumi dengan sentuhan modernisasi
Pecah menumpuk
meninggalkan limbah
Yang takkan tercerna oleh tanah
Makin dipakai habis tak bisa diperbaharui
Habis terkikis inti bumi menipis
Alam hanya bisa menangis tanpa bias mengais
Piring bambu cantik alami
Piring tanah berbenah
menawan
Dari gemah ripah bumi kita dari yang Mahamurah
Artistik menambah nafsu makan tergugah
Berlapis helai daun pisang aroma alam
Habis teriris dibuang,
Kambing di belakang menunggu dengan riang
Alam mencerna tanpa kesulitan
Jadi pupuk ramah lingkungan
Bambu tumbuh dan tumbuh tanpa pernah mengeluh
Hijau lestari bumi berseri
Bahan baku mekar alam bersinar
Dari rasa sayang manusia pada alam
Pada bumi dan isi
BIOPORIi
Jangan tanami halaman
dengan beton yang bersih cantik menarik
Tapi beri kami lobang resapan
Agar bisa menjenguk udara perut bumi
Agar berpesta bersama penghuni perut bumi
Agar membuka diri bersama nadi dalam sari
Berseri dalam gelap tapi mengikat hati
Membuat jaring kehidupan penuh misteri
Biopori
Bukan hanya lubang dan lubang
Tapi lubang yang penuh makna
Banyak arti di dalamnya
Jaring jaring nafas dunia
Resapan kehidupan
Sampah terkubur diam makmur
Melebur diri berpesta dengan mikro organisme
Merubah diri menjadi pupuk
Siap digali sayang diminati
Diganti sampah sampah ramah
Menjaring lobang kehdupan baru
TOILET SEHAT
Dirimu jernih tak berbau
Closetmu bersih tanpa noda
Jangan biarkan sepatu sandal jelalatan di dalam mendekam
Tanah pasir lumpur tanah bercampur
Menyumbat saluran alir mengalair
Mengendap diam menyumpal menggumpal
Buang alir kecilmu di lobang closed
Hemat berhemat air pembersih
Cukup sekali siram bau melayang
Hemat air hemat energi
Jika kautaruh najismu
di luar lobang
Tak cukup sekali siram membuang
Empat lima kali siram bau khas membekas
Hitung berhitung air terbuang
Pikir berpikir listrik penuh intirk
Kalkulasi bahan bakar pembangkit listrik
Ingat batu bara hilang percuma
Menggali bumi tanpa makna
PUTING BELIUNG
Putiong beliung bukan
pertanda alam mulai bosan
Pada alam yang hilang
tanpa kendali
Putting beliung
pertanda alam mulai bosan
Pada manusia yang
hanya menikmati hasil bumi
Tanpa menggenggam niat
untuk lestari
Agar arah angina ikut
berputar bersama bumi lestari
Putting beliung
pertanda alam telah jenuh
Pada manusia yang
hanya mengeluh
Pada iklim yang
berputar melingkar
Tanpa peduli pada
manusia yang jahat melekat tak berbuat
Karena hutan dibabat
Bumi dikuras hingga
hamper kiamat
Limbah serapah
berserakan tanpa diolah
Sampah membuncah
menggunung tanpa dipilah
Putting beliung
meraung pertnda alam mulai linglinglung
Mengemas oksigen yang
kian tak menentu kapan harus berlindung
Mengais dedaunan yang
makin hilang
Diterpa serakah
manusia yang tak mengerti dosa
Akan polah tingkah
merusak semesta alam
Minggu, 25 Januari 2015
kantin sehat
JAM ISTIRAHAT
bel berdentang tanda istirahat
kami berhamburan berebut cepat
mendapat sesuatu yang bikin perut nikmat
mengejar pelipur peurt yang perih
enam kantin untuk seribu siswa lebih
tak mampu menampung tumpahan hiruk pikuk
berjubel membeli makanan kesukaan
berdesak mengisi perut yang lapar
dalam sekejap kantin indah berubah
pasar tumpah ruah anak sekolah
jajanan melimpah hilang tanpa arah
diserbu tangan tangan mengacungkan rupiah
lima belas menit usai sudah
bel iastirahat berahir didendangkan
pasar tumpah kembali sepi menepi
tinggallah ibu kantin sibuk berbenah
sampah sampah tertimbun sembunyi di tempatnya
tak ada plastik yang terbang berdendang
tetap bersih walau pasar tumpah baru berulah
bel berdentang tanda istirahat
kami berhamburan berebut cepat
mendapat sesuatu yang bikin perut nikmat
mengejar pelipur peurt yang perih
enam kantin untuk seribu siswa lebih
tak mampu menampung tumpahan hiruk pikuk
berjubel membeli makanan kesukaan
berdesak mengisi perut yang lapar
dalam sekejap kantin indah berubah
pasar tumpah ruah anak sekolah
jajanan melimpah hilang tanpa arah
diserbu tangan tangan mengacungkan rupiah
lima belas menit usai sudah
bel iastirahat berahir didendangkan
pasar tumpah kembali sepi menepi
tinggallah ibu kantin sibuk berbenah
sampah sampah tertimbun sembunyi di tempatnya
tak ada plastik yang terbang berdendang
tetap bersih walau pasar tumpah baru berulah
puisi kantin
CERMIN SEKOLAHKU
kantin tempat mengadu perut berlagu
menggoyangkan lidah untuk perut tak menentu
membelalakkan mata bagi mata yang lapar dahaga
membuka hati pada diri yang peduli urat nadi
kantiku sehat jika kamu berbuat
cuci tangan sebelum menikmati jajan
cuci tangan sehabis melahap nikmatnya pemberian Tuhan
kantiku cantik jika kamu peduli kebersihan
buang sampah pada tempatnya
buang sampah sesuai jenisnya
tergerak hati jika melihat sampah di sana sini
kantinku menarik jika makanan sehat memikat
tak berbaju plastik yang sulit dicerna bumi
tak bergincu tebal dari pewarna menakutkan
kantinku sehat sekolahku sehat
kantin tempat mengadu perut berlagu
menggoyangkan lidah untuk perut tak menentu
membelalakkan mata bagi mata yang lapar dahaga
membuka hati pada diri yang peduli urat nadi
kantiku sehat jika kamu berbuat
cuci tangan sebelum menikmati jajan
cuci tangan sehabis melahap nikmatnya pemberian Tuhan
kantiku cantik jika kamu peduli kebersihan
buang sampah pada tempatnya
buang sampah sesuai jenisnya
tergerak hati jika melihat sampah di sana sini
kantinku menarik jika makanan sehat memikat
tak berbaju plastik yang sulit dicerna bumi
tak bergincu tebal dari pewarna menakutkan
kantinku sehat sekolahku sehat
Langganan:
Postingan (Atom)